Pages

Senin, 09 Mei 2011

Kesedihan

Kehilangan

Pengalaman yang paling membuat ku sedih adalah ketika aku harus kehilangan orang yang ku sayangi yaitu mbah kakung ku. Mbah buat ku adalah orang yang sangat menyayangi ku dibandingkan siapapun. Mungkin karena aku adalah cucu pertamanya. Beliau mungkin adalah orang pertama yang sangat aku horamati dan aku sayangi. Caranya memanjakan ku dan menyayangi ku berbeda sekali dengan adik-adik sepupuku. Dari kecil mbah tak pernah marah padaku. Aku masih ingat sekali setiap kali aku libur sekolah aku pasti liburan di rumah kakek, aku tidur dikamar bersama mbah kakung dan mbah putri. Aku yang saat itu masih kecil selalu didongengi tentang kehidupannya di kota asalnya di Padang, atau sekedar mengoceh tentang cerita-cerita yang dikarangnya sendiri agar aku bisa tidur. Namun sekarang itu semua hanya tinggal kenangan yang indah untuk masa depan ku.
Kepergiannya membuat keluarga ku sangat terpukul, terutama aku. Apalagi mbah kakung pergi meninggalkan ku saat mbah ada di Magelang. Sehingga aku belum bisa memohon maaf yang terakhir kalinya kepada mbah. Aku mendapat kabar kalau tidak ada satu orang pun keluarga disana yang mengetahui bagaimana kronologinya. Ada yang mengatakan kalau mbah meninggal saat perjalanan pulang dari masjid setelah sholat dzuhur. Mbah terjatuh saat itu dan pingsan di jalan. Aku sedih mendengar itu semua.
Saat mendengar berita kepergian mbah, aku berada di cikampek. Mama yang saat itu menerima telepon langsung menangis dan hampir pingsan. Mama memutuskan untuk pergi ke Jakarta setelah papa pulang dari kerjanya. Mama menangis begitu dalam. Karena pada detik-detik terakhir mbah kakung, mama tidak sempat meminta maaf bahkan bertemu.
Buat ku, mbah kakung adalah orang yang istimewa. Panutan untuk semua keluarga. Mbah juga mempunyai perasaan yang sangat kuat terhadap anak dan cucu-cucunya. Nasehat mbah buat ku adalah perintah. Pengalan paling menarik buat ku adalah ketika SD aku di beri tugas menggambar kuda dan kambing. Kebetulan mbah berkunjung ke rumah ku untuk berlibur. Mbah kakung sangat jago sekali menggambar. Akhirnya aku meminta mbah menggambarkannya untuk ku. Gambarnya sangat rapi tapi, ada sesuatu yangganjil pada gambar itu. Dan dengan polosnya aku bertanya “Mbah ko kuda nya gendut???”. Mbah pun tersenyum mendengar pertanyaan ku.
Saat sampai di Jakarta, aku melihat semua orang sudah berkumpul di rumah. Tapi jasad mbah blom juga tiba. Saat jasad mbah tiba, rasa haru terlihat dari wajah mbah putri dan anak-anaknya. Aku melihat mbah sudah terbujur kaku. Keluarga mbah dari Padang untuk melihat dan memberi penghormatan terakhir mereka. Aku melihat ada salah seorang keluarga yang mirip sekali dengan mbah. Ternyata itu adalah adik mbah.
Semua berkumpul di depan jasad mbah untuk membacakan Yassin dan member penghormatan terakhir. Keharuan pun semakin menjadi ketika mbah akan di kuburkan. Entah kenapa semua yang sangat di sayang, di hormati, dan baik harus selalu cepat pergi.
Mbah aku sayang sama mbah. Semoga mbah mendapat tempat yang sangat special disana. Mbah sudah tenang, tidak merasa sakit dan tidak merasa sedih lagi. Kami keluarga sangat sayang sama mbah. Mbah jangan sedih ya disana. Mbah pasti bahagia. Amin…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar