Pages

Senin, 02 Januari 2012

ORGANISASI MODERN


·         Tujuan organisasi adalah terselenggaranya suatu bentuk kerjasama itu dengan sebaik-baiknya sehingga bersama dapat tercapai secara efisien dan efektif.

Ciri-ciri Organisasi Modern, yaitu :
1.      Organisasi bertambah besar
2.      Semakin cepat pengolahan data sebagai akibat teknologi modern, misalnya dengan komputerisasi.
3.       Beberapa ciri lainnya:
# Penggunaan staf yg lebih intensif
# Semakin meningkatnya kesadaran para anggota dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawa masing-masing.
# Adanya kecenderungan masing-masing anggota organisasi untuk melakukan spesialisasi.
# Adanya prinsip-prinsip atau azas-azas organisasi yang harus dipegang di dalam pengembangan organisasi.
# Mempunyai unsur-unsur organisasi yg lebih lengkap. 

Unsur-unsur organisasi modern adalah :
1.      Bentuk atau Konfigurasi
2.      Struktur atau Kerangka
3.      Jabatan-jabatan, dan
4.      Prinsip-prinsip serta aturan-aturan permainan

Dasar Pembentukan Organisasi
Manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat (homo socius/social animal). Hal ini terjadi disebabkan manusia memiliki Naluri atau Instinct (Cara2 bertindak dan beraksi secara biologis) dan manusia juga memiliki kemampuan berpikir (berbagai perasaan dan bakat). Semuanya ini tidak dapat berkembang secara otomatis melainkan harus dikembangkan.
Menurut sifatnya kebutuhan manusia dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) macam, yaitu :
a)      Kebutuhan Jasmaniah/Fisik (Pangan, Sandang, dan Papan)
b)      Kebutuhan Rohaniah/Psikologis (Pengakuan, Kasih sayang, perhatian, kekuasaan, prestise, kehormatan, rasa aman, dan mempertinggi kemampuan)
c)      Kebutuhan Sosial (Social needs) (Kebutuhan utk bermasyarakat/kelompok, mendapatkan persahabatan, kerjasama, rasa menjadi bagian dalam suatu kelompok, dan semangat/solidaritas dalam kelompok)

·         Manusia membutuhkan orang lain, karena, manusia memiliki keterbatasan untuk berpikir atau derajat intelegensi (level of performance) dan keterbatasan fisik.
-Tentang Teori Organisasi Modern
·         -Teori organisasi modern memandang semua unsur organisasi sebagai satu kesatuan
·         -Teori Modern menekankan pada perpaduan dan perancangan, menyediakan pemenuhan suatu kebutuhan yang menyeluruh
·         -Teori modern memadukan teori klasik dan neoklasik dengan konsep yang lebih maju bersifat tertutup
·    -Teori modern menyebutkan bahwa kerja suatu organisasi adalah sangat kompleks, dinamis,   multilevel,multidimensional, multivariabel, probabilistik.

Kerumitan Organisasi Modern
    Berbagai macam kerumitan yang dihadapi oleh organisasi modern antara lain:
  1. Tujuan organisasi yang hendak semakin kompleks. Semakin kompleksnya tujuan yang hendak dicapai ini antara lain disebabkan oleh semakin kompleksnya kebutuhan manusia. Ciri khas daripada manusia modern ialah kemampuan dan cara berpikirnya yang rasional, dengan menggunakan akal, rasio atau logika.
  2. Organisasi bertambah besar. Besarnya suatu organisasi tidak semata-mata ditentukan oleh besarnya gedung atau bangunan tempat orang-orang melakukan kegiatan yang semakin kompleks. Untuk melakukan kegiatan yang demikian kompleks itu dibutuhkan tenaga kerja dan biaya yang besar.
  3. Jumlah anggota organisasi relatif cukup besar dengan latar belakang yang berbeda.
  4. Situasi yang selalu berubah-ubah sehingga tidak terkendali atau tidak dapat diawasi. Contoh: Keadaan sosial ekonomi dan sosial budaya.
  5. Perkembangan teknologi modern yang mengakibatkan cara kerja jadi semakin cepat.
Permasalah yang terjadi saat ini:
·         Banyak organisasi yang anggotanya hanya mementingkan popularitas, jabatan dan kekuasan saja.
·         Banyak organisasi yang lebih mementingkan keberhasilah dari suatu produk, sehingga muncul sebutan pemimpin dengan daya kendali imbalan atau hukuman (reward or punishment).
·         Ada juga organisasi yang memiliki pemim[in yang masa bodoh. Sehingga timbul pertanyaan bagaimana dengan para professional / karyawan lainnya?.


Sehingga:
·         Organisasi perlu merancang kembali landasan filosofis manajemen. Manajemen tidak hanya berkutat pada aspek efisiensi. Organisasi perlu mengeliminasi gejala-gejala hierarki formal. Kekuasaan lebih baik mengalir dari bawah dan pemimpin muncul, alih-alih ditunjuk.
·         Praktik manajemen dalam organisasi moderen ini penuh dengan kebebasan. Organisasi mengurangi ketakutan dan meningkatkan kepercayaan (trust). Ketidakpercayaan dan ketakutan merupakan racun inovasi dan mesti dihindari. Dalam kondisi ini organisasi perlu menemukan kembali cara mengontrol. Sistem pengendalian mesti mendorong pengendalian dari dalam alih-alih memberi batasan-batasan dari luar, larangan-larangan atau hukuman-hukuman.
·         Organisasi perlu mendefinisikan kembali kepemimpinan. Pemimpin adalah arsitek sistem sosial yang membuat inovasi dan kolaborasi terjadi. Keberagaman organisasi diperluas. Sistem manajemen menghargai perbedaan pendapat, diversitas dan divergensi, sama perlunya dengan menghargai kesatuan, konsensus, dan kohesi.
·         Tantangan manajemen organisasi modern ini menuntut pula perumusan strategi secara emergent. Formasi atau pembentukan strategi mencerminkan prinsip-prinsip biologi (variety, selection, retention).
Manajemen 2.0 membawa impikasi pada perubahan desain organisasi menjadi lebih luwes; kekakuan struktur berkurang. Organisasi-organisasi besar memecah dirinya menjadi unit-unit organisasi yang lebih kecil agar organisasi dapat lebih beradaptasi dan inovatif. Kurangi kecenderungan menjaga status quo. Hal ini memfasilitasi inovasi dan perubahan. Penugasan dalam menetapkan tujuan organisasi disebarkan ke segala penjuru organisasi.
·         Organisasi perlu mengembangkan pengukuran kinerja yang holistik, yang mengukur dan memberi apresiasi pada kapabilitas manusia dan perekonomian kreatif. Sistem imbal jasa dan kompensasi memungkinkan para eksekutif memfokuskan perhatian pada penciptaan nilai jangka panjang bagi semua pemangku kepentingan.
·         Ciptakan demokrasi informasi. Orang-orang dalam organisasi yang memiliki kesempatan pertama untuk berinteraksi dengan konsumen diberikan wewenang untuk mengambil keputusan berdasarkan data dan informasi yang tepat. Hal ini berkaitan dengan pengembangan sistem manajemen yang meredistribusi kekuasaan kepada mereka yang memiliki visi besar tentang organisasi dan memiliki integritas, serta tidak takut “kehilangan” bila terjadi perubahan.
·         Praktik-praktik di atas mengembangkan sistem manajemen yang memampukan para individu dalam organisasi dan memicu eksperimen di unit-unit yang lebih kecil atau bahkan di unit paling bawah dalam organisasi. Sumber daya dialokasikan berdasarkan ide, inisiatif, dan bakat individu dalam organisasi alih-alih berbasis hierarki. Pada situasi ini, terjadi depolitisasi proses pembuatan keputusan. Sistem manajemennya memicu kreativitas.
·         Organisasi moderen ini merupakan organisasi yang sistemnya memungkinkan kapabilitas bereksplorasi dan belajar berada secara harmonis dengan kapabilitas pengambilan keputusan yang berfokus pada efisiensi dan hierarki. “Manajemen masa depan bukan manajemen hitam atau putih. Ia adalah manajemen hitam dan putih.”
·         Sistem manajemen tersebut melahirkan dalam organisasi komunitas-komunitas yang bertujuan mulia (communities of passion). Pendekatannya memampukan individu berkontribusi lebih besar daripada sekedar untuk organisasinya. Organisasi mengangkat nilai-nilai humanis.
·         Pemikiran reflektif berkembang. Pembelajaran timbal balik (double-loop learning) berkembang. Berkembang pula pemikiran berbasis sistem, pemecahan masalah secara kreatif, dan pemikiran yang dipicu oleh nilai-nilai sosial.

*) Avanti Fontana, penulis buku Innovate We Can!, fasilitator & coach untuk Inovasi, peneliti & fasilitator pengajaran bidang inovasi, manajemen & strategi pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, berpengalaman lebih dari 9 tahun sebagai pengamat & analis praktik inovasi. Avanti dapat dihubungi melalui pos-el: avantifontana[at]gmail[dot]com. Ia menerbitkan Blog Note tentang inovasi dan coaching di alamat www.imedcoaching.com sejak tahun 2007.

Sumber:
Referensi: Wursanto, I. 2002. Dasar-dasar Ilmu Organisasi. Yogyakarta: ANDI Yogyakarta.


Citra Sintiarahma (11110619)